suatu hari, sebuah forum di dunia maya dimulai. peserta-pesertanya adalah orang-orang yang tak saling kenal, dan mereka semua sekadar iseng mengikutinya. tema yang dibahas hari itu adalah “apa ketakutan terbesar anda?”
seorang musisi, yang kebetulan menjawab, “ketakutan terbesarku adalah aku kehilangan suara sehingga aku kehilangan pekerjaanku.”
seorang gadis yang kemarin baru dilamar menjawab, “ketakutanku adalah kehilangan tunanganku, sehingga perkawinanku batal.”
seorang profesor ikut menjawab, “ketakutan terbesarku adalah kehilangan ilmuku, sehingga aku tak bisa lagi mengajar murid-muridku.”
seorang pemuda dengan polos menjawab, “ketakutan terbesarku adalah kehilangan orang tuaku, padahal aku masih memerlukan mereka.”
seorang penulis berpikir dan menjawab, “ketakutan terbesarku yaitu jika aku kehilangan inspirasiku dan aku tak bisa membaginya kepada dunia.”
seorang penyandang cacat menjawab, “ketakutanku adalah kehilangan sahabatku, yang selalu menemaniku dalam keadaan sedih maupun senang.”
mereka semua saling memuji ketakutan satu sama lain, dan berpikir bahwa ketakutan terbesar mereka tidak sekonyol orang-orang yang takut akan serangga, atau ular, atau penampakan.
hingga akhirnya tidak ada seorang pun yang menjawab. semuanya kehabisan ide dan kata-kata.
lalu, setelah keenam orang itu berhenti, si administrator berkata:
“ketakutan terbesarku adalah, jika orang-orang yang sedari tadi mengkhawatirkan pekerjaannya, kekasihnya, ilmunya, gagasannya, orang tuanya, atau sahabatnya, melupakan Tuhan mereka yang telah memberi mereka semua itu.”
“tidakkah anda semua menyadari, bahwa yang anda takuti untuk pergi adalah milik Tuhan semata? jika sang Pemilik hendak mengambilnya kembali, maka apa yang bisa anda perbuat sementara anda hanyalah orang yang dititipi?”
dan setelah itu, semua orang pun terdiam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar